Penjelasan beberapa Istilah hadits yang digunakan oleh imam at-Tirmidzi
Oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani
yang dimaksud oleh at-Tirmidzi dengan istilah “hasan shahih”, “hasan gharib” serta “ini adalah hadits gharib”
istilah hasan shahih merupakan masalah yang sangat pelik, karena para ulama banyak berselisih dalam masalah ini. Dan kami belum menemukan sejauh yang kami ketahui mengenai pendapat pasti yang bisa dijadikan sebagai sandaran. Ini disebabkan karena at-Tirmidzi sendiri tidak menjelaskan apa yang ia maksud dengan istilah hasan shahih tersebut.
Adapun istilah hadits hasan gharib tidak sama dengan istilah hadits hasan. Yang dimaksud dengan hadits hasan gharib adalah hasan (bagus) secara sanad dan gharib (asing) disebabkan karena salah seorang perawinya menyendiri, baik menyendiri secara mutlak maupun secara nisbi.
Adapun istilah hadits hasan dan at-Tirmidzi tidak menambahkan lafazh gharib sesudahnya, maka yang ia maksudkan adalah hadits hasan li ghairi (hadits yang pada asalnya dhaif, namun kemudian menjadi hasan karena terdapat riwayat lain yang dapat menaikkan derajat hadits tersebut sehingga menjadi hasan –pent).
Oleh sebab itu wajib bagi penuntut ilmu untuk waspada dalam masalah ini; yaitu bahwa setiap hadits yang dikatakan oleh imam at-Tirmidzi hadits hasan maka isnadnya adalah dhaif, dan ia menganggapnya hasan. Karena ia mengetahui bahwa hadits ini mempunyai mutaba’at (penyerta) dan Syawahid (penguat), yang akhirnya derajatnya naik dari dhaif menjadi hasan. Maksudnya dhaif dari segi sanad tetapi hasan dari segi matan (isi hadits) yang merupakan konsekuensi dari matannya, disebabkan kedatangannya melalui jalan-jalan yang lain.
Adapun jika ia berkata hadits gharib maka kebanyakan yang ia maksudkan adalah dhaif yaitu secara sanad.
Sumber : Majmu’ah Fatawa al-Madina Al-Munawwarah. [ina: Ensiklopedi Fatwa-Fatwa Albany. Penerjemah : Adni Kurniawan. Pustaka At Tauhid. Jakarta. 2002 M. Hal. 49-50]
portege181.wordpress.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar